Baru-baru ini di masyarakat marak terdapat fenomena yang membuat orang
merasa ingin tahu dan merasa gelisah. Yaitu beberapa anak-anak setelah
melalui suatu pelajaran dan pelatihan khusus, dapat melihat benda sambil
menutup mata, membaca tulisan dan lain sebagainya. Sehingga membuat
banyak orang merasa bingung. Menuai berbagai macam reaksi ada yang
sangat gembira, ada juga yang menganggap sebagai aliran sesat; juga ada
yang menganggap sejenis tipu muslihat baru untuk menipu uang orang
banyak. Apakah sebenarnya kejadian seperti ini? Bila merupakan muslihat
penipuan, mengapa tidak ada orang yang menguaknya? Bila benar-benar
merupakan pengembangan daya otak, mengapa dengan menutup mata dapat
melihat benda? Tidak menggunakan mata dapat melihat benda bukankah
sebuah fenomena yang menyesatkan?
Untuk memahami fenomena ini, kita perlu terlebih dahulu dijelaskan oleh
pendiri yang mengadakan pelajaran-pelajaran tersebut. Diantaranya adalah
ahli teknologi ilmiah komputer Amerika serta ahli dari Asosiasi
Spesialis Komputer Inggris (MACP) dan juga Pelatih dan Pelaksana Senior
Sertifikasi Program Bahasa Internasional. Melalui penelitian lebih dari
sepuluh tahun, mereka berhasil menggunakan teknologi komputer untuk
membangkitkan fungsi potensial dari otak manusia.
Penelitian mereka dikhususkan untuk memperhatikan fungsi dari mid-brain
terletak ditengah-tengah otak kiri dan otak kanan. Fungsi dari midrbrain
adalah sebagai jembatan antara otak kiri dengan otak kanan; dalam
kondisi tertidur, interbrain manusia tidak dapat berkembang secara
maksimal. Oleh karenanya, fungsi interaktif antara otak kiri dan otak
kanan mengalami keterbatasan. Saat ini, banyak ahli meneliti bagaimana
membantu keseimbangan operasional otak kanan dan otak kiri. Dari
penelitian selama 25 tahun terakhir, terdapat 15 orang yang memperoleh
hadiah Nobel dari penelitian terhadap daya otak. Dalam pelatihan
dilakukan berbagai pelajaran yang berbeda; seperti mental-aritmatik,
pengembangan seluruh otak dan lain sebagainya. Yang mana beberapa hal
tersebut merupakan hasil dari penelitian. Tujuannya semua adalah untuk
membantu menyeimbangkan penggunaan otak kanan dan otak kiri serta
menggali potensi daya otak; yang mana hasilnya berbeda-beda.
Sebuah penemuan yang baru adalah metode yang berbeda dengan lainnya.
Berdasarkan ilmu psikologi yang luar biasa, teknik kegeniusan mutakhir,
neurolinguistik, ilmu komunikasi, ilmu tingkah laku dan lain sebagainya
serta menggunakan teknologi komputer ilmiah mutakhir, dalam waktu yang
sangat pendek yaitu satu setengah hari, dapat berhasil mengaktifkan
midbrain anak-anak. Hal ini merupakan sebuah prestasi yang dikagumi oleh
orang-orang di luar dan di dalam negeri dan juga merupakan kehormatan
bagi umat manusia modern.
Umumnya, setelah midbrain diaktifkan, daya ingat mereka dapat meningkat,
daya konsentrasi membaik; daya kreasi bertambah, gerakan kinetik juga
menjadi lebih baik, hormon menjadi seimbang, serta emosi menjadi stabil
dan lain sebagainya. Aktivasi ini sangat jelas terlihat hasilnya bagi
anak hiperaktif maupun anak dengan daya ingat yang lemah.
Melalui teknik “Genius Mind”, pelatihan ini disebarluaskan; yang
dinamakan dengan “Metode Belajar Midbrain”. Berdasarkan penjelasan para
ahli, setelah midbrain diaktifkan, midbrain akan dapat mengeluarkan
gelombang otak untuk merasakan dan bereaksi terhadap benda-benda diluar.
Dapat dikatakan juga bahwa dengan menutup mata, masih dapat mengenai
benda-benda, huruf, warna dan lain sebagainya. Jadi, dengan pelajaran
dan pelatihan selama satu setengah hari, akan dapat membantu anak
“melihat” dengan menutup mata.
PERBEDAAN DASAR FUNGSI OTAK KANAN & KIRI
Dunia medis di jaman dahulu menganggap bahwa perbedaan fungsi otak kanan
dan otak kiri tidaklah besar. Namun, pada saat ini, perbedaan fungsi
otak kiri dan otak kanan tidak hanya menjadi pengetahuan yang diakui
bersama oleh para praktisi medis pada umumnya, tetapi juga menjadi
sebuah cabang ilmu pengetahuan yang khusus diteliti.
Fungsi otak kiri adalah untuk berpikir nalar, analisa, kemampuan
berbahasa dan kemampuan menghitung. Dapat dikatakan juga bertanggung
jawab terhadap IQ seseorang. Seseorang dengan kecenderungan otak kiri
yang lebih dominan lebih egois, mementingkan diri sendiri, mudah iri
hati, sombong dan lain sebagainya. Otak kanan bertanggung jawab dalam
emosi, daya intuisi, daya kreasi, kesenian, kemampuan refleksi, daya
ingat, kepribadian dan lain sebagainya. Yaitu bertanggung jawab terhadap
emosi (EQ). Seseorang dengan kecenderungan otak kanan yang lebih
dominan cenderung dapat lebih berperasaan serta kurang kemampuan
manajerial.
Pendidikan saat ini kebanyakan lebih mengutamakan otak kiri. Sehingga
mengakibatkan banyak orang tidak percaya adanya indera intuisi, daya
prediksi dan kemampuan perspektif yang merupakan gejala umum dimana
fungsi otak kanan tertekan oleh otak kiri.
Tetapi, setelah midbrain diaktifkan, fungsi dari otak kanan dan otak
kiri dapat berjalan secara seimbang. Otak kiri tidak lagi menekan otak
kanan. Kemampuan prediksi, daya ingat, kesenian dan kemampuan refleks
tidak hanya menjadi berkembang, tetapi kemampuan manajerial dan
pemahaman mereka juga dapat terpelihara. Orang seperti ini akan lebih
memiliki rasa cinta kasih, lebih mencintai orang tua sendiri, termasuk
orang yang lebih tua, memiliki kecerdasan dan kerukunan. Memulihkan
potensi awal yang semestinya dimiliki oleh umat manusia.
BAGAIMANAKAH MIDBRAIN DIAKTIFKAN?
Di masyarakat, terdapat berbagai metode dalam mengaktifkan midbrain;
masing-masing metode memiliki hasil yang berbeda-beda. GMC menggunakan
teknologi komputer yang modern; mengaktifkan midbrain melalui kolaborasi
dan kemanjuran musik, audio dan lain sebagainya. Dengan prinsip ini,
dilakukan pelatihan terhadap janin dengan menggunakan musik “Mozart”.
Laporan menyebutkan bahwa setelah bayi lahir, lebih cerdas serta lebih
cepat belajar dibanding dengan bayi lainnya.
Letak perbedaannya adalah bayi yang telah tumbuh sekarang telah menjadi
anak-anak; jadi, musik atau suara yang digunakan perlu lebih kuat
beberapa kali dari musik Mozart. Yang lebih membanggakan adalah: metode
yang digunakan oleh GMC memiliki tingkat keberhasilan mencapai 70-80%.
PERANAN ORANGTUA
Bila ingin membantu anak mengembangkan fungsi midbrain, peranan orangtua
tidak boleh diabaikan. Midbrain memerlukan perasaan aman dan landasan
kepercayaan diri dalam mengaktifkan dan mengembangkannya. Perasaan aman
dan percaya diri dalam diri anak berasal dari perlakuan ayah dan ibunya.
Dari segi bahasa, ayah dan ibu menentukan kata-kata anak; hasil yang
dicapai juga jauh lebih efektif daripada banyak perkataan yang diucapkan
oleh orang lain. Oleh karenanya, ayah dan ibu harus memprioritaskan
belajar perkataan yang terpuji dan pasti.
Kedua, perlu menyisihkan waktu sedikitnya 20-30 hari untuk membantu anak
berlatih. Setiap hari hanya memerlukan latihan selama 15-30 menit.
Banyak orangtua yang beranggapan karena kesibukan hidup tidak memiliki
waktu untuk mendampingi anak berlatih. Tetapi, bila dihitung anak saling
berhubungan dengan orang tuanya seumur hidup misalnya hingga usia 18
tahun, maka 30 hari hanyalah 0.45% dari seluruh waktu tersebut. Bila
dalam 30 hari tersebut dapat membuat anak seumur hidup memperoleh
manfaat, mengapa tidak bersedia meluangkannya? Apalagi dalam satu hari
hanyalah memerlukan waktu yang pendek yaitu 15-30 menit saja.
LANGKAH PERKEMBANGAN POTENSI OTAK
Langkah aktivasi midbrain secara sederhana dapat dibagi menjadi dua
bagian – yaitu masa kestabilan awal dan masa pendalaman perkembangan.
1. Masa Kestabilan Awal
Setelah mengikuti pelajaran selama satu setengah hari, midbrain anak
akan teraktivasi. Anak dapat merasa sangat gembira juga sangat menarik.
Para orang tua juga dapat merasakan kemampuan anak mereka menjadikan
mereka merasa bangga. Sangat bersemangat karena ini merupakan penemuan
yang baru. Tetapi, ini hanyalah titik awal. Anak-anak dapat melupakan
bagaimana mereka memasuki kondisi jalannya midbrain.Lama-kelamaan,
sanggup menjadikan midbrain kembali dalam kondisi tertidur dan “tidak
melihat”. Jadi, memerlukan latihan setiap hari hingga stabil. Yang
dimaksud dengan stabil adalah anak-anak dapat sewaktu-waktu melakukan
menutup mata sambil mengenal warna, mengenal huruf, membaca, mengenali
benda-benda dan lain sebagainya. Disaat mereka tidak mudah kehilangan
kemampuan mereka. Kecuali dalam jangka waktu lama tidak digunakan.
2. Masa Pendalaman
Banyak orang tua berhenti bila mencapai masa stabil. Karena mereka tidak
mengetahui bahwa anak masih memiliki potensi yang menunggu untuk
dikembangkan. Seorang anak yang benar-benar menggunakan midbrain
memiliki karakter yang seimbang, hubungan antar manusia yang baik, suka
menolong orang, pandai bergaul, prestasi belajar menonjol dan lain
sebagainya. Dan juga, mereka juga dapat menggunakan kemampuan “Extra
Sensory Perception / ESP”. Misalkan, mereka dapat memprediksi cuaca
besok pagi sehingga dapat merencanakan bagaimana bila keluar rumah.
Potensi ini memerlukan latihan penggunaan midbrain yang terus-menerus
dari si anak; dari menutup mata yang dasar berlatih kemampuan menembus
pandang; hingga tidak perlu menutup mata, hanya menutup mata dalam
berlatih kemampuan menembus pandang; kemudian hingga membuka mata dalam
berlatih kemampuan menembus pandang; hingga mencapai indera extra
sensory. Pada akhirnya memasuki target dominasi dengan midbrain;
memulihkan potensi awal yang seharusnya dimiliki umat manusia. Inilah
yang disebut dengan talenta; sehingga mereka berubah menjadi manusia
baru dalam jaman modern ini.
HUBUNGAN ANTARA “METODE BELAJAR MENUTUP MATA” & “METODE BELAJAR MIDBRAIN”
Nama “Metode Belajar Menutup Mata” diambil dari sebuah fenomena yang
dapat dihasilkan setelah midbrain diaktifkan. Berarti bahwa anak
tersebut dapat belajar dengan menutup mata. Tetapi bila ditambah sebuah
kata “metode”, maka artinya sama sekali berbeda. “Metode Belajar Menutup
Mata” memberikan kesan yang salah bagi banyak orang; bahkan ada
beberapa yang salah mengartikan. Banyak orangtua menanyakan bahwa anak
memiliki mata kenapa tidak digunakan malahan belajar sambil menutup
mata; sepertinya agak melawan alam atau aliran sesat. Arti yang
dimaksudkan adalah “metode” “belajar menutup mata” ini cukup efektif;
semenjak itu, anak tidak perlu menggunakan mata dalam belajar; bahkan
“memejamkan mata” dalam menjalani hidupnya.
Sebenarnya, tujuan akhir setelah midbrain diaktifkan bukanlah meminta
orang untuk belajar sambil menutup mata atau memejamkan mata dalam
menjalani hidup, tetapi membantu anak-anak memasuki kondisi terbimbing
mifbrain. Sehingga mereka dapat secara seimbang menggunakan otak kanan
dan otak kiri serta mengembangkan potensi terbesar dari daya otak.
Memejamkan mata membantu anak memasuki interbrain. Setelah terbiasa
menggunakannya, tidak perlu menutup mata juga dapat menggunakan
midbrain; yaitu dengan membuka mata juga dapat mengembangkan
keseimbangan otak kanan dan otak kiri; sehingga otak kanan dan otak kiri
berkembang secara seimbang.
0 comments:
Post a Comment